Pojok Kampusku

Pojok kampusku.

Tempat ternyaman di kampus.

Tempatku membaca majalah NatGeo.

Tempatku rapat merencanakan kegiatan bersama kawan-kawan.

Tempatku kelaparan menunggu makan siang.

Tempatku sholat berjamaah, dan bukan di mushola.

Tempat saling gempur idealisme.

Pojok penuh maksiat.

Pojok penuh doa dan lantunan ayat suci.

Pojok penuh kegalauan para jomblowan-jomblowati di malam Minggu.

Karena kebetulan atau sengaja tidak naik gunung.

Tidak juga susur gua.

Apalagi memanjat batu cadas di Siung.

Pojok kampusku yang nyaman.

24 jam tak tidur.

Bernyanyi lantang sesuka hati.

Pojokan yang menggembleng mental.

Dimana dhemit bersliweran.

Mulai dari yang cantik.

Sampai yang seperti asap hitam.

Pojok bercinta kawula muda.

Aku enggak, aku single.

Pojok kampus yang angker.

Pojok kampus yang ramai burung Cangak Abu.

Kalau hujan sangat bau.

Ranjau udara berubah wujud jadi aroma.

Pojok kampus penuh konspirasi.

Merencanakan mengalahkan birokrasi.

Atau sekedar berontak.

Karena kebebasan berkreasi dibatasi.

Pojok kampsku yang hijau.

Sebentar lagi musnah.

Diratakan dengan tanah.

Dibangun lagi jadi 5 lantai.

Tapi nyicil 3 lantai dulu.

Yang 2 lantai nyusul aja.

Masalahnya pada kekurangan biaya.

Lalu pojok kampus dipindahkan/direlokasi.

Ke lokasi yang sangat luas.

3 orang berdiri di bilik suara sudah sesak.

Kami menyebut S7- Sekret Sangat Sederhana Sekali Sampai Sangat Susah Selonjor, Sempit Sih… -eh, S berapa tuh?

Mau tak mau ya diterima saja.

Menyewa kontrakan di luar kampus.

Pojok kampus tak lagi sama.

Poster protes pemberian S7 bertebaran.

Tak tau harus menyampaikan dengan cara apa.

Entah.

Pojok kampusku hilang.

Tempat merangkai cita-cita melayang.

Dimana ide cemerlang terbayang.

 

Leave a comment