Baluran, Afrikanya Indonesia

Salam lestari,

Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia. Letaknya di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. *ini basa-basi, info detail bisa kunjungi http://balurannationalpark.web.id/. Karena saya tidak akan membahas detailnya di sini.

Salah satu event menarik di Baluran adalah Baluran Bird Race Competition (BBC). Event ini dilaksanakan setahun sekali, dan tahun 2012 sudah memasuki tahun ketiga. Dalam bird race, para peserta lomba melakukan pengamatan burung dan ada sesi kuisnya juga lho. Tak ketinggalan sesi yang selalu dinanti, sesi door prize!!!

Pada tahun pertama, saya ikut BBC. Tahun kedua tidak ikut karena sedang KKN di Wae Sano, NTT. Dan tahun ketiga ikut lagi. Dua kali ikut dan dua kali tidak menang. Tapi cukuplah menanggung senang saja. Saya akan sedikit bercerita pengalaman saat BBC ketiga yang dilaksanakan pada 13-16 Juli 2012 kemarin. Timku ada 6 orang yang dibagi 2 tim. Sedangkan kontingen Jogja keseluruhan… berapa ya? 30 tim mungkin.

Saya dan teman-teman lainnya dari Jogja, berangkat dari Stasiun Lempuyangan Jogjakarta naik kereta Sri Tanjung pukul 7.30 WIB menuju Banyuwangi. Perjalanan menggunakan kereta api memang selalu menyenangkan dan dipilih oleh kontingen Jogja karena murah, mudah, dan bisa santai kayak di pantai. Hanya saja, sekarang harus pesan tiket setidaknya h-7 agar tidak kehabisan. Tapi lebih enak pelayanannya karena kita pasti dapat tempat duduk dan tidak ada cerita berjubal-jubel macam ikan pindang dalam keranjang lagi. Di kereta api ekonomi juga sudah ada kipas angin, jadi tak perlu khawatir kepanasan. Kalau benar-benar kepanasan, tinggal mendinginkan diri di pintu kereta, dijamin segar dan sepoi. Nah, kalau masalah makan, sebenarnya tidak usah khawatir juga. Di kereta selalu ada penjual makanan yang bersliweran menawarkan makanan termasuk dari PT KAI sendiri. Tapi, kalau berangkat biasanya saya sudah membeli nasi bungkus terlebih dahulu di burjoan. Jangan lupa pula sedia receh, karena pengamen juga cukup ramai. Kalau pengamen dari Jogja- Jawa Tengah-Jawa Timur masih menerima receh 500 rupiah tanpa banyak protes.

Salah satu anggota timku berangkat dari Jombang. Dan Alhmdulillah, dia membawakan nasi bungkus untuk makan siang. Jadi timku tidak perlu mengeluarkan uang ekstra untuk membeli makan lagi. Kereta terus melaju. Dan kami sampai di Stasiun terakhir yaitu Banyuwangi pada malam hari sekitar pk. 22.00 WIB mungkin, agak lupa karena memang tidak mencatatnya. Semua tim tumpah ruah di depan stasiun menunggu truk jemputan dan juga menunggu anak2 Malang juga. Saat truk datang, beberapa orang tetap tinggal di stasiun karena belum membeli tiket untuk pulang. Sedangkan loket sudah tutup. Jadi, saya dan 7 orang lainnya menginap di stasiun. Keesokan harinya 13 Juli 2012 sekitar pk.5.30 WIB loket sudah buka. Kami langsung membeli tiket dan segera menuju Baluran menggunakan angkot yang kami carter. Satu angkot 100 ribu, dibagi 8 anak, dan per anak jadinya membayar 10 ribu saja. Itu berkat kebaikan penalang kami. Weebee.

13 Juli 2012. Hari pertama. Sekitar pukul 8.00 kami sudah berada di Baluran. Para peserta sudah berkumpul di pos Batangan. Setelah daftar ulang dan briefing, para peserta dibawa ke Bekol menggunakan 4 truk. Sejumlah peserta langsung dibawa ke Kacip dengan menggunakan 2 truk. Hari pertama, pembukaan lomba dan berbenah tenda. Beberapa peserta sudah mulai asyik menjelajahi Savana atau hutan akasia di dekat pos Bekol. Malamnya peserta mendapatkan jatah makan malam. Sayangnya tim Mapalaku kehabisan. Dan ternyata, tetangga dari Lombok mengambil jatah melebihi yang seharusnya. Hahaha. Saat mereka tahu kami tidak mendapat jatah, akhirnya makanan itu diberikan kepada kami. ckckck.. Meskipun kami sebenarnya sudah mendapatkan tawaran untuk makan bersama panitia. Dan meskipun (lagi), saat timnya Keket *cowok2 datang ke panitia, masih saja kehabisan. Untungnya tadi mereka ikut makan, nasi kotak 4 buah untuk 7 orang.

14 Juli 2012. Hari kedua adalah hari yang dinanti-nanti. Perlombaan dimulai. Jalur pengamatan ada 3. Tapi, tiap tim hanya 2 saja yang akan dilist burungnya. Jadi tinggal memilih Bekol-Bama dan Kacip. Kacip dan Bajulmati. Atau Bajulmati dan Bekol-Bama. Untuk timku, tim Oranye memilih Kacip dan Bajulmati, sedangkan tim Ungu memilih Kacip dan Bekol-Bama. Maka pergilah aku ke Bajulmati bersama Panti. Apa niat kami? Hanya sekedar jalan-jalan. Kami belum pernah ke Bajulmati, jadi kami kesana. Pernjalanan ke Bajulmati menggunakan truk, keluar dari Bekol menuju Balanan, lalu menuju jalan raya. Dan berbelok menuju hutan jati. Apa? Hutan jati? Rasanya mendadak malas. Tapi tak heran, menurut survey panitia, maksimal mendapatkan spesies burung di  Bajulmati adalah 20 jenis. Berbeda dengan Bekol-Bama yang sampai 30-40 jenis. Dan Kacip 30 jenis.

Para peserta Bajulmati memulai pengamatan menuju Sungai Bajulmati. Setengah hari, dan saya mendapatkan 10 jenis. Lumayan. Harusnya bisa lebih. Tapi terlalu banyak jenis yang hanya lewat dan tak sempat teramati. Namanya juga jalan-jalan. Sama sekali tak ada niat memenangkan lomba. Pokoknya memenangkan diri sendiri saja. Yang harus dicatat dalam logbook yaitu nama spesies, sketsa, waktu perjumpaan, deskripsi, dan lokasi perjumpaan. Sampai akhir pengamatan, saya dapatkan 16 jenis. Tapi hanya 13 jenis yang mantap identifikasi. Hehehehe.. Beberapa jenis burung yang saya temui yaitu Meninting Besar, Cekakak Jawa, raja-udang Meninting, Kirik-kirik Senja, Takur Ungkut-ungkut, Elang-ular Bido, Munguk Beledu, Cucak Kuning, dkk. Sayangnya tidak mendapatkan record spesies baru untuk species-list-ku. Jadi, cukup menikmati susur sungai saja. Sore datang, dalam penantian truk, sekelompok Kirik-kirik Senja di senja itu terbang berkelompok. Menawan, meskipun siluet. Truk datang pk 17.00 lebih. Kami kembali ke Bekol ketika hari sudah gelap. Malamnya sekitar pk. 19.30 WIB dilaksanakan sesi kuis. Kuis terdiri dari pengetahuan umum, identifikasi jenis dari suara dan dari foto. Tapi jangan salah, foto yang diperlihatkan bukan foto yang ‘sempurna’. Kadang burung yang sedang menggeliat dan tertutup dedaunan. Kadang hanya terlihat ekor dan kepala tapi dari angle yang aneh. Apalagi iden suara, saya angkat bendera putih kalau sesi ini. Hahaha.. Seesai sesi kuis, maka dilanjutkan sesi doorprize. Ramaiiiii….

Malam tiba, waktunya berkelakar dengan para tetangga dari Lombok dan Malang.

15 juli 2012. Hari ketiga lomba. Hari bermalasan bagiku. Hanya di sekitar tenda dan ngobrol tak jelas dengan para tetangga. Sesekali jalan kesana-kemari. Tim Kacip-pun pulang ke Bekol. Mendengarkan keasyikan mereka disana, rasanya sangat mupeng *muka pengen. Kalau sesuai jadwal, hari ini harusnya trip ke Bama, naik perahu, de el el. Tapi ternyata justru acara bebas. Ada yang memanfaatkan untuk pengamatan, hunting foto, atau sekedar melepas lelah seperti saya. Setidaknya sore harinya saya berniat jalan-jalan sejenak menuju Savana dan berfoto ini-itu. Maklum saja, siang hari disana sangat terik. Untungnya angin juga selalu berhembus melebihi sepoi-sepoi. Malamnya pengumuman pemenang dan penutupan. *Mengganggu saja kami-kami yang sedang menggombal ini-itu dengan tetangga.* Plus ada materi tambahan dari salah satu juri sketsa yaitu Pak Ian Wongkar. Kalau melihat sketsa yang beliau buat, rasanya hanya ada rasa ngiler dan ngiler. Baguuuuuussssssnyaaaaaaaa….. Cantik dan istimewa!!! ^_^ Dan, makan malampun disajikan gratis lagi. Begitulah. Kali ini tidak ada lagi cerita kehabisan jatah. Alhamdulillah.

Kontingen Jogja berhasil memborong hadiah, Juara 1 dan 3 dari Biolaska, serta juara 2 skets terbaik teman2 dari Bionic. Joss gandos kan??!!

Malam berlanjut dengan acara berkelakar dengan tetangga. Hingga tengah malam tiba dan mata tak kuasa untuk terpejam.

16 Juli 2012. Hari terakhir. Yang dinanti-nanti. TRIP. Pagi-pagi para peserta sudah sibuk masak dan makan. Sedangkan, saya dan beberapa teman berjalan-jalan sejenak ke Savana sekedat hunting foto. Lalu pk.08.00 WIB kami baru kembali ke camp dan makan. Selanjutnya, berjalan menuju Bama. Sudah ada 6 kapal yang menunggu di Bama. Saya dan Mbk Aly asal menaiki kapal yang paling banyak diserbu. Tujuannya ke Bilik. Entah disana ada apa. Perjalanan cukup lama, mungkin sekitar 1 jam terombang-ambing ombak dan diterpa matahari. Totalitas eksotisme. Sampai di Bilik, tahulah saya mengapa Bilik dan mengapa Bilik. Ternyata, Wili-wili Besar yang diincar. Siippp… Tak percuma, saya mendapatkan new record untuk birdlist-species pribadi. Tak ada 30 menit disana. Dan kami harus kembali. Karena hari ini juga kami harus pergi dari Baluran. Sedih.

Sore menjelang, matahari pulang lagi. Dan demikian pula kami harus kembali ke kota kami.

Yang terpenting saat lomba adalah mendapatkan kenalan baru, pengalaman baru, tambahan spesies baru untuk birdlist-ku, dan juga semangat baru. Tidak akan berarti jika ke Baluran sendiri. Yang membuatnya berarti dan berkesan tentu saja orang-orang yang bersama kita dan bagaimana cara kita menikmati dan menjelajahi Baluran bersama orang-orang tersebut. Dan yang terpenting, menyaksikan alam ciptaan Tuhan YME yang begitu indah, dimana burung-burung maupun mamal lainnya berkeliaran bebas lepas.

 

Leave a comment