Merbabu Setahun Lalu dan Sekarang

Dia menghijau saat itu, rumputnya sangat sejuk dipandang mata. Kami berkali-kali berkata, ”seperti bukit teletubbies.”

Rasa takjub pertama kali mendaki Gunung Merbabu. Apalagi berkali-kali menapaki puncak ‘semu.’

”Semangat kawan, puncaknya di depan!!!”

”Benar, puncaknya memang di depan. Di belakang adalah basecamp dan flying camp kita.”

Dan memang pada akhirnya, kaki-kaki letih itu menapaki puncaknya juga.

 Setahun kemudian….

Dengan rasa malas dan kantuk yang membahana, aku packing barang-barang yang merupakan safety procedure kami dalam pendakian.

Sampai lagi di sini…

Setelah terkena badai semalam, rasanya hampir-hampir malas melanjutkan perjalanan. Perasaan macam apa ini?? Mengesalkan memang. Beginikah rasanya kembali lagi dengan tujuan puncak lagi??? Meskipun sebenarnya aku ingin tahu akibat dari kebakaran beberapa waktu yang lalu.

”Ayo Semangat!!!!!” lagi-lagi kata-kata itu.

Pendakian kali ini dengan personel yang berbeda (beberapa sama, dan satu telah pergi mendahului kami T_T). Maka dari itu, pada akhirnya aku bisa menikmati. Rasa ingin secepatnya pulang adalah akibat dari : rasa kantuk. Bagusnya, karena sudah pernah mendaki gunung ini, aku tak lagi tertipu dengan puncak ‘semu’.

Yah… lihatlah… di tempat yang sama dengan setahun yang lalu, ada yang berbeda bukan?? Bukan hanya pendakinya, ataupun waktunya. Lihatlah warna hitamnya. Dan aroma gosong saat melintasinya. Butuh masker dan kacamata!!! Apa daya, no eyeglass means kelilipan.

Masih terlihat burung-burung itu : Sepah Gunung, Elang entah apa (Gunakan binomu jika kamu membawanya)

Dan pesta edible plants bagi pendaki juga burung-burung disebabkan oleh Rubus spp. yang berbuah dengan maknyusnya –> menyebabkan beberapa pendaki semena-mena mematahkan batang-batangnya serta meninggalkannya tergeletak di sepanjang jalur, berserakan, tidak dimakan. Bisakah memetik seperlunya saja, kawan???

Apalagi??? Tunggu cerita selengkapnya…. (kalau sempat share yaa… ^^V)

Leave a comment